Awalnya, saya tidak pernah membayangkan akan terjun ke dunia marketing umroh. Dunia ini terasa jauh dan asing bagi saya. Bahkan ketika teman mengajak saya bergabung, saya sempat menolak karena merasa tidak punya kaitan dengan pekerjaan ini. Terlebih, saya merasa impian untuk berangkat umroh terlalu jauh, terutama karena keterbatasan dana.
Namun, keinginan besar untuk membawa orang tua beribadah ke Tanah Suci menggugah hati saya. Saya berpikir, mungkin dekat dengan yang mengurus umroh bisa menjadi jalan mewujudkan niat tersebut. Dengan niat tulus dan tekad kuat, saya akhirnya bergabung dan mendaftarkan 6 jamaah pertama, lalu menyusul 18 jamaah lainnya.
Ujian besar datang: travel tempat saya bergabung kolaps, dan semua dana jamaah hilang. Saya hancur. Tapi saya sadar, saya harus bangkit agar tidak ada lagi yang merasakan kekecewaan yang sama. Dari trauma itu, lahirlah Qiblatain Nadira Wisata.
Kami ingin menghadirkan rasa aman dan kepastian keberangkatan. Kami bermitra dengan BRI dan BSI untuk menjamin keamanan dana jamaah. Dengan langkah berani, 18 jamaah tetap kami berangkatkan. Kami mulai dari kantor cabang kecil, dan terus bertumbuh membawa keberkahan dan pelayanan terbaik untuk umat.

Foto : Qiblatain Nw
Awal Niat
Keinginan membawa orang tua umroh menjadi motivasi awal.
Pendaftaran Pertama
Mendaftarkan 6 jamaah pertama meski belum paham dunia travel umroh.
Perkembangan Awal
Menambah 18 jamaah dan mulai serius menjalani proses.
Ujian Terbesar
Travel kolaps, dana jamaah hilang. Rasa hancur dan kecewa mendalam.
Lahirnya Qiblatain Nadira Wisata
Trauma dijadikan kekuatan. Mulai membangun perusahaan travel sendiri.
Jaminan Dana Aman
Kerjasama dengan BRI & BSI untuk transparansi dan keamanan dana jamaah.
Keberangkatan Perdana
18 jamaah yang sempat terancam batal tetap diberangkatkan sebagai bukti komitmen.
Perkembangan Saat Ini
Dari kantor kecil menuju jaringan yang terus berkembang, tetap berkomitmen pada pelayanan dan amanah.